Rabu, 06 November 2013

cermin diri


Cermin diri

Tatkala kudatangi sebuah cermin
Tampak sesosok wajah
Yang telah kukenal dan sangat sering kulihat
Namun aneh, sesungguhnya,
Aku belum mengenal siapa yang kulihat

Tatkala kutatap wajah, hatiku bertanya
Apakah wajah ini yang kelak akan bercahaya,
Bersinar di Surga sana
Ataukah wajah ini yang akan hangus legam di Neraka jahanam

Tatkala kutatap mata, nanar hatiku bertanya
Mata inikah yang akan menatap penuh kelezatan dan kerinduan,
Menatap Allah, menatap rasulullah,
Menatap kekasih-kekasih Allah kelak
Ataukah mata ini yang akan terbeliak, melotot,
Menganga raih menatap neraka jahanam
Akankah mata penuh maksiat ini akan menyelamatkan
Wahai mata, apa gerangan yang kau tatap selama ini

Tatkala kutatap mulut, apakah
Mulut ini Yang kelak akan mendesah penuh kerinduan,
Mengucap Laa iLaha Illalah
Saat sakaratul maut menjemput
Ataukah menjadi mulut menganga dengan lidah menjulur,
Dengan lengking jeritan pilu
Yang akan mencopot sendi-sendi setiap pendengar, Ataukah
Mulut ini akan menjadi pemakan buah zaqum jahanam,
Yang getir penghangus, penghancur setiap usus
Apakah gerangan yang engkau ucapkan, wahai mulut yang malang
Berapa banyak dusta yang engkau ucapkan, Berapa banyak
Hati-hati yang remuk dengan pisau kata-katamu yang mengiris tajam, Berapa banyak,
Berapa banyak kata-kata manis semanis madu,
Yang palsu, yang engkau ucapkan untuk menipu
Betapa jarang engkau jujur,
Betapa langkanya engkau syahdu memohon agar tuhan mengampunimu

Tatkala kutatap tubuhku, apakah
Tubuh ini kelak yang akan penuh cahaya,
Bersinar, bersuka cita, bercengkerama di surga, atau
Tubuh yang akan tercabik-cabik, hancur,
Mendidih di dalam lahar, membara,
Terpasung tanpa ampun, derita yang tak pernah berakhir
Wahai tubuh,
Berapa maksiat yang engkau lakukan, berapa banyak
Orang-orang yang kau dzalimi dengan tubuhmu
Berapa banyak hamba-hamba Allah yang lemah,
Yang kau tindas dengan kekuatanmu
Berapa banyak perindu pertolongan yang engkau acuhkan tanpa perduli,
Padahal engkau mampu, Berapa banyak
Hak-hak yang kau rampas, wahai tubuh

Seperti apa gerangan isi hatimu
Apakah isi hatimu sebagus kata-katamu, atau
Sekotor daki-daki yang melekat di tubuhmu, Apakah
Hatimu segagah ototmu, atau
Selemah daun-daun yang mudah rontok
Apakah hatimu seindah penampilanmu, atau
Sebusuk kotoran-kotoranmu, Betapa beda,
Betapa beda apa yang tampak di cermin
Dengan apa yang tersembunyi

Aku,
Aku telah tertipu, aku tertipu oleh topeng
Betapa yang kulihat selama ini hanyalah topeng,
Hanyalah topeng belaka
Betapa yang ujian terhambur hanyalah memuji topeng
Betapa yang indah hanyalah topeng
Sedangkan aku,
Hanya seonggok sampah busuk yang terbungkus
Aku tertipu, aku malu ya Allah,
aku Malu, Allah
Selamatkan aku ya Allah,
Allah, selamatkan aku, selamatkan aku
Amin ya rabbal ‘alamin



Tidak ada komentar:

Posting Komentar